Karyawan PT Patra Drilling Contractor (PDC) yang merupakan perusahaan BUMN anak usaha dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), meminta Menteri BUMN Erick Thohir segera melakukan pembenahan terhadap perusahaan plat merah tersebut. Mereka berharap, jajaran direksi dan komisaris bisa mengedepankan nilai-nilai akhlak seperti yang selama ini digaungkan Kementerian BUMN.
“Jadi jajaran direksi dan komisari yang ditempatkan seharusnya bukan hanya bagus dalam kinerja, tetapi bagus juga dalam akhlak. Karena perusahaan plat merah bukan hanya berorientasi untuk keuntungan semata, melainkan juga untuk menyejahterakan masyarakat dan karyawan,” kata Shanty Fatimah, salah seorang karyawati di perusahaan tersebut, Kamis (14/12/2023).
Shanty mencontohkan, sebagai pimpinan korporasi plat merah terbesar di Indonesia, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dikenal sebagai sosok tokoh yang vokal, kritis, cerdas dan berpihak kepada rakyat kecil. Karakter seperti ini yang direpresentasikan oleh seluruh karyawan dalam status kepegawaiannya.
“Harusnya direksi PDC bisa menjadikan Pak Ahok sebagai tauladan serta menjaga marwah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjalankan roda pemerintahan ini dengan tidak hanya mengedepankan keuntungan semata, namun juga menyejahterakan warga negara yang ambil bagian menjadi karyawan di Pertamina,” katanya.
Diceritakan Shanty, PDC sebagai Perusahaan penunjang industri MIGAS di Indonesia saat ini yang banyak memiliki unit usaha antara lain Manpower Services, Service Contract, Food and Lodging Services (FLS), Engineering, Procurement and Construction (EPC) , Trading & General Services serta Transportation & Logistic
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir PDC mengalami peningkatan capaian revenue yang cukup signifikan. Peningkatan kinerja Perusahaan dapat terlihat dari pendapatan pada tahun 2019 sebesar Rp 1,3 Triliun, 2020 sebesar Rp 1,6 Triliun, 2021 sebesar Rp 2,4 Triliun, 2022 sebesar Rp 2,7 Triliun dan untuk tahun 2023 pastinya melebihi target dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Performa Perusahaan tidak diikuti dengan citra Perusahaan di mata para stakeholder. Mitra yang selama ini menyokong capaian kinerja justru mendapatkan perlakuan yang jauh dari keadilan. Pembayaran pihak ketiga sebagai subkontraktor seringkali melewati batas waktu pelunasan.
Hal ini jelas berdampak pada goyangnya stabilitas perusahaan-perusahaan yang telah membantu PDC. Hal ini ditandai banyaknya surat penagihan dari subkontraktor yang tertunda pembayarannya, hingga munculnya somasi bahkan ada beberapa Perusahaan kontraktor yang mendatangi langsung kantor PDC.
Menurutnya, kekecewaan perusahaan-perusahaan ini bukan tanpa alasan. Batas waktu pembayaran sudah melewati kesepakatan yang ditandatangani bersama. Buruknya pengelolaan manajemen dan keuangan perusahaan terdengar hingga klien atau pemberi pekerjaan itu sendiri, dan berujung dengan ditegurnya direksi PDC untuk segera menyelesaikan pembayaran, karena akan juga berdampak buruk pada citra induk Perusahaan, yaitu PT Pertamina (Persero).
Pertamina PDC memiliki visi menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa penunjang terbaik dalam industri energi di Indonesia. Dan misinya menyediakan pelayanan terbaik bagi pelanggan, dengan standar HSSE penunjang operasional kelas dunia untuk kepuasan pelanggan, pemegang saham serta pekerja PDC sendiri. Tapi sayang, penerapan struktur organisasi perusahaan yang baru justru menempatkan “orang-orang baru” yang tidak sesuai pada bidangnya.
sumber: https://www.rri.co.id/bisnis/481090/karyawan-minta-erick-thohir-benahi-direksi-pdc